Rabu, 28 Maret 2012

6 Kondisi BBM (Minyak) Indonesia Which Shows That We Are Really DOOMED (hal inilah yang menyebabkan saya setuju dengan kenaikan BBM pemirsa pemirsa..)

Gonjang-ganjing harga BBM (bahan bakar minyak, sekali lagi, bukan blekberi) membuat berbagai kalangan resah, terutama Mahasiswa tingkat akhir kaya saya (haha) kenapa? ya karena membuat mereka menjadi galau, seharusnya waktu untuk menulis Tugas Akhir, mempersiapkan sidang TA, de el el harus mereka bagi dengan berbagai aksi tolak kenaikan yang menuntut mereka untuk siaga tiap waktu dan menambah bawaan dari yang biasa mereka bawa yakni jaket almamater untuk sehari-hari... :P belum lagi kerjaan2 yang tidak "tampak" dan dibarengi dengan segala kegiatan dari mengajar, persiapan toefl, sampai rapat ini itu.. well emang, ini sih derita yang harus saya jalani hahaha..

okeh lanjut.. well sebenernya, saya ini Pro Kenaikan BBM.. kenapa? ini nih 6 hal dibawah ini (bisa dilihat juga) yang saya temukan dan makin menguatkan ke-Pro-an saya itu.. apa aja? mari lanjut gan...

ternyata, kita itu.....

1. Tidak bisa mensubsidi BBM lagi

Yeah, that’s the sh*tty fact. Dengan naiknya harga minyak dunia baru2 ini, tentu saja subsidi BBM yang harus ditanggung negara untuk mempertahankan harga BBM di negara kesatuan ini membengkak. Pengeluaran negara melonjak. Menteri BUMN dalam laporannya menyatakan bahwa uang negara sebesar 200 T telah terbuang cuma2 karena hanya membiayai orang2 yang mempunyai mobil dan motor.
Apa yang bisa rakyat Indonesia perbuat?

Solusi (yang dirasa) cerdas dan mantabnya :

Buang subsidiiii!!!!
Well, beberapa kalangan bilang memang sudah seharusnya kita menghapus subsidi BBM. Mereka beralasan, kalau kita nasionalis, memang seharusnya kita rela harga energi kita menjadi mahal, membiarkan BUMN2 yang berkaitan dengannya mendapatkan keuntungan yang sebesar2nya untuk nantinya membangun infrastruktur untuk rakyat banyak.

Kayaknya penghapusan subsidi BBM disini bisa menjadi solusi untuk mengajarkan rakyat Indonesia untuk lebih menghemat energi. Otomatis ini juga bisa mengurangi subsidi pemerintah dan tidak berpengaruh besar terhadap rakyat kecil. Sembari rakyat berhemat, pemerintah berusaha secepat mungkin membenahi sarana transportasi umum. Clear kan? Ingat intinya cuma kita harus hemat energi dan Kerja! Kerja! Kerja!

Apalagi kalau SBY dan rekan kerjanya rajin mengingatkan dengan gaya prihatin khasnya bahwa negara kita sudah tidak punya uang lagi untuk mengayomi rakyat, rencana2 ini sepertinya bisa berjalan mulus tanpa di demo.
But, well, apa mau dikata, pengambil kebijakan kita emang orang berada yang tinggal di kota, jadi mereka mungkin tidak tahu bahwa solusi ini tidak bisa diterapkan, karena ada alasan ini ……

2. Harga BBM kita itu bisa murah, bisa juga mahal abis!!

Tapi, yah, apa mau dikata, pengambil kebijakan kita emang orang berada yang tinggal di kota, jadi yah, menurut mereka harga premium yang 4500 memang (terlalu) murah. Kadang2 bahkan lebih murah dari harga air mineral yang sekarang ada yang sudah sampai 6000 rupiah. BBM kita. Jadi sudah wajar kalau naik.

Tapi pernahkah Anda bayangkan bahwa harga premium di Papua bisa naik gila2an sampe 20000 rupiah?
Whaaaaaaaaatttt????????

Well, yeah, that’s the fact. Di daerah terpencil, walaupun dengan BBM subsidi, harga pasti naik karena alasan mahalnya biaya transportasi dan lain-lain yang digunakan agar si BBM sampai ke daerah itu dengan selamat. Memang di SPBU harganya normal, tapi di pengecer harganya jadi mengerikan, apalagi kalau sedang langka. Jadi, yah, harganya naik setinggi-tingginya. Nah, ntar kalo udah ga disubsidi? Bisa naik jadi berapa tuh????
Bisa ikut mejeng di wiki kita bareng negara2 ini,, sekarang Indonesia baru 0.59$/liter...

Beberapa kalangan memang berkomentar tentang hal ini. Mereka berkata bahwa kesenjangan antara si kaya dan si miskin makin lebar lagi dengan kenaikan BBM ini. Data statistik sudah menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikkan harga BBM maka akan terjadi kenaikkan jumlah penduduk miskin. Apabila harga BBM sekarang dinaikkan lagi, harga bahan pokok dan pelayanan jasa lainnya akan ikut naik juga. UMR rata-rata penduduk Indonesia masih rendah untuk itu.

Solusi (yang dirasa) cerdas dan mantabnya :

Ya sudah lah, gimana kalau subsidinya dialihkan ke pembangunan infrastruktur? Adil kan buat semua? Infrastruktur bagus yang paling bisa nikmatin kan rakyat kecil?
Apalagi yang mencetuskannya adalah Dahlan Iskan. Dahlan Iskan gitu. Reformator PLN! Entrepreneur yang merangkak dari kecil dan mengerti semua permasalahan Indonesia dan bisa mengatasinya dengan kekuatan lobi dan publikasinya. Yeah! Merdeka! Pasti bener!

OK OK, back to topic. Eniwei Pak Menteri bilang daripada buang2 uang 200T buat subsidi BBM, mending kita gunakan untuk pembangunan. Kasihan juga orang2 yang gk punya mobil dan motor tidak bisa ikut menikmati kekayaan Indonesia. Lebih bijaksana kalo uang tersebut kita gunakan untuk membangun infrastruktur.

Pemerintah saat ini lagi giat2nya membangun jalan tol di Sumatra, di Bali, di Kalimantan, Sulawesi, dll. Pemerintah juga lagi giat2nya membangun pembangkit listrik dimana2. Pemerintah juga lagi giat2nya membangun sarana trasportasi, bandara, dan fasilitas umum lainnya. Pemerintah memang sudah menunjukan gelagat bertanggung jawab untuk mencegah dampak negatif kalau2 kebijakan kenaikan BBM ini jadi dijalankan. Well, sekilas memang terlihat indah, tapi ini juga tidak bisa ternyata, kenapa? Hmm, masalah klasik sih, jangan lupa penyakit kronis bangsa kita,,,,,, yang itu lho, yang ini …...


3. Dialihkan ke infrastruktur? Preeeetttt, dikorupsi lagi pastinya

Klasik, tapi pembangunan infrastruktur memang lebih rentan korupsi daripada subsidi BBM. Dan liat aja tuh saat ini korupsi kian marak gitu. Di TV aja rame abis kasusnya Nazarrudin dan Angelina Sondakh yang membawa nama partai yang orang2nya sekarang lagi mendominasi di pemerintahan saat ini. Mulai dari pusat sampai daerah.

Pembangunan infrastruktur sangat rentan korupsi karena dari pusat sampai daerah bisa mengambil keuntungan, beda dengan subsidi BBM yang pemerintah daerah ga bisa manfaatin buat korupsi. Bank Dunia aja memperkirakan korupsi proyek infrastruktur di Indonesia mencapai 40% dari total nilai proyek. WOW! Bisa dibayangkan kan apa jadinya kalo proyek2 pembangunan ini dikorupsi lagi? Uang 200T yang biasanya buat subsidi itu mungkin nantinya yang jadi infrastruktur cuma setengahnya. Sisanya? Entah.
Yah, Keadaan negara kita memang sadis gini, bung. Jiwa-jiwa semangat anak muda yang nasionalis dimanfaatkan hanya untuk kepentingan golongan2 tertentu.

Kami kasih contoh saja ya seberapa mudahnya ngakalin anggaran negara buat infrastruktur, walaupun cuma denger2 dari kabar angin. Entah benar atau salah hanya teman2 yang sudah berpengalaman yang dapat berkomentar disini.

Sebagai contoh, pemda suatu daerah ingin mengadakan proyek pembangunan jalan sebesar 100 Trilyun. Dari sini pemda tersebut membayar anggaplah 10 Trilyun untuk meloloskan anggarannya tersebut di pemerintah. Iyaa kalo gk mau bayar anggarannya gk akan keluar. Emang aneh negri ini!

Dari sini pemda mengundang kontraktor2 untuk menjalankan proyek. Kontraktor yang berani membayar pemda lebih banyak dia yang menang tender, sederhana kan? Kontraktor ini juga akan mengundang sub-kontraktor lagi dengan cara yang sama. Jadi deh yang awalnya keluar proyek 100 Trilyun karena sudah dipotong 10 Trilun di awal menjadi 90 T, dan terus dipotong2 sehingga jalan yang dibangun nantinya akan jadi korban, baru setahun udah banyak lobang dimana2.

Masalah seperti ini belum beres dan belum tau gmana cara mencari solusinya tapi sudah mau mempercepat pembangunan infrastruktur? Orang2 yang berdiri di birokrasi masih sama tapi sudah mau mempercepat pembangunan infrastruktur? Apa kita gk sebaiknya tunggu saja sampai pemerintahan SBY berakhir? Masalahnya kalo nunggu itu negara kita gk kolaps nih nanti bayarin subsidi BBM kita? Terus jawabannya apa dong? KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI?

sayangnya ini jawaban klise. Bisa mati dulu negara kita kalau apa2 harus nunggu korupsi berhenti. Sampai Indonesia menang lawan MU 10-0 juga bakal masih ada itu korupsi. Kita harus cari cara, dong, untuk membantu rakyat kecil tapi meminimalisasi korupsi.

Solusi (yang dirasa) cerdas dan mantabnya :

Nah kalau subsidi emang ga bisa dihapus, yaudah kita efektifkan saja subsidinya, kan? Jadi subsidi benar2 buat yang membutuhkan saja. Gimana kalo kita strictly hapus subsidi untuk kendaraan pribadi???

Ide cemerlang ini! Jadi cuma kendaraan umum dan rakyat miskin yang dapat subsidi! Apalagi ada alasan konstitusional. Kita tidak bisa menghapus subsidi karena melanggar UU APBN 2012 Pasal 7 Ayat 4. Kalau mau menghapus kita harus mengubah UU dulu. Repot dan memakan waktu lama. Jadi yaudah ga usah dihapus tapi lebih difokuskan ke yang tidak mampu. Bagus kan solusinya?

Caranya bisa macem2 lagi, mulai dari mengharuskan kendaraan pribadi menggunakan Pertamax, atau memberi bantuan langsung bagi yang membutuhkan, seperti yang diusulkan oleh Pak Jero Wacik sang menteri pariwisata yang entah gimana ceritanya berubah menjadi menteri sumber daya.

Sayangnya solusi ini juga ga bisa diterapkan (iya lah ga bisa kalo bisa ga akan kita tulis di sini). Why? Ini dia sebabnya …..

4. Kita tidak bisa membatasi subsidi bagi kendaraan pribadi

Untuk yang solusi pertamax yang Pertamax (wow iramanya enak ya), kita tidak bisa membatasi subsidi BBM bagi kendaraan pribadi, setidaknya sampai Pertamina berbenah. Why? Karena mereka nggak bisa bersaing dengan pom bensin asing, teman2ku.

Kalau kalian perhatikan, harga Pertamax Pertamina selalu lebih mahal daripada bensin2 beroktan 92 lainnya dari pom bensin asing. Bukan, bukan karena korupsi. Ini karena Pertamina tidak dapat memproduksi Pertamax sendiri.
Whaaaattt?????

Yup. Selama ini Pertamina hanya mampu memproduksi 500000 kiloliter Pertamax, sedangkan Pertamax yang dipakai selama ini sudah mencapai 800000 kiloliter. Suplai tambahan sebesar 62.5% dari seluruh penjualan itu dibeli Pertamina dari luar negeri juga, makanya harganya di Pertamina selalu lebih mahal daripada misalnya Shell yang juga jual Super 92 (Pertamaxnya Shell Oil).

Kalo udah lebih mahal, jelas aja orang Indonesia pasti beli yg lebih murah di pom bensin asing. Apalagi mental bangsa kita yg emg udah suudzon sama produk dalam negeri. Dikira diakalin dan dikorupsi sehingga ga sebagus yg dari luar. Jelas banget orang2 bakal ninggalin Pertamina. Ga ada duit yg masuk kas negara deh. Berabe.

“Lho, kalo yang usul Pak Menteri yang keren tadi? Bantuan langsung? Jadi yaudah subsidi Premium dicabut tapi Pertamina bakal kasi subsidi khusus pake bantuan langsung . Oke kan? Harganya tetep bersaing jadinya.”

Nah, buat yang ini, ya jawabannya jadi sama seperti poin sebelumnya tadi, rawan korupsi. Gimana lu mau jamin bantuan langsungnya sampai ke yang benar2 membutuhkan? BLT ke rakyat kecil sama aja juga banyak bgt masalahnya.

Solusi (yang dirasa) cerdas dan mantabnya :

Well, oke, cara ini juga tidak bisa dilakukan, tapi masih ada cara lain, kan, bro? Cara2 radikal yang memberantas akarnya, gimana kalau kita bunuh penyebabnya? Kita batasi jumlah kendaraan pribadi! Kan yg buang2 BBM kendaraan pribadi kan? Yaudah kt buat sebuah aturan biar jumlah kendaraan pribadi berkurang.

Ini dia jawabannya! Untuk mengatasi membengkaknya penggunaan BBM, negara2 maju juga pake langkah drastis batasi jumlah kendaraan pribadi. Caranya banyak, mulai dari menaikkan pajak kendaraan pribadi, membatasi umur kendaraan, dan lain-lain. Pake ginian jumlah kendaraan pribadi turun, penggunaan BBM berkurang, negara tidak terbebani!

Tapi, Well, yah, udah sampe poin 4 dan poin2 sebelumnya epic fail semua.. nah oleh sebab itu mari teruskan agan-agan.... 

5. Kita tidak bisa membatasi jumlah kendaraan pribadi.

Yup, tidak bisa juga. Kali ini penyebabnya adalah sumber pemasukan kas (pejabat dan politikus) negara.
Buat yang belum tahu, Indonesia adalah SURGA bagi industri otomotif dan sepeda motor. Years of shitty mass transportation combined with people’s laziness sudah membuat rakyat negara ini sangat tergantung pada kendaraan pribadi sehingga kendaraan apapun harga berapapun pasti laku dibeli di negara ini.

Walaupun sebenarnya harganya bahkan 50-120% lebih tinggi daripada di the Land of the Expensive Freedom Amerika sapisuci Serikat. Semua tetap beli karena malas naik public transport. Malas berhemat. Including us. Termasuk semua orang yang kalo di Singapore aja mau naik bis, tapi di Indon anti. Kapan mau bikin Jakarta jd kyk Singapur kalo gitu caranya? Hipokrit.

Back to topic, dengan penjualan yang sedemikian gilanya karena pajak yang luar biasa, sudah jelas sekali bahwa negara meraup untung banyak dari kegilaan industri mobil ini. Kalau negara kesatuan republik mahakorupsia kita ini meraup untung, well, sudah pasti pejabat2nya juga kan ya, sudah tradisi :D

Don’t get me wrong, ga semua pejabat mau ambil uang sampah ini. Fauzi Bowo, in his 1 and only comment in his career that deserves our standing ovations with all of our hands and legs, including the extra one, pernah mengajukan ide yang akan mengurangi jumlah kendaraan umum di Jakarta (I can’t find the godd*mn news on the net, but I’m sure I’ve read it somewhere years ago. Kalo ada yg punya link nya kirim ke kami ya ^^). Asik bgt kalo gitu pasti. Sepi dan nyaman!

 But what happens next? Beliau dengan sedihnya dipanggil ke istana negara untuk diceramahi oleh Pak Presiden yang katanya baik hati dan merakyat itu. Intinya, “Gak bisa. Pokoknya kamu gak boleh utak atik industri otomotif. Ini andalan negara. Kamu tidak bisa meneruskan kebijakan ini. Titik. Perkara kemacetan Jakarta, itu urusanmu pokoknya saya nggak mau lihat jumlah kendaraan berkurang! (Well he didn’t actually say the last sentence but we added that just because….).
So, if the boss already said that, what more can we say?

Solusi (yang dirasa) cerdas dan mantabnya :

Well, sadly, setelah menganalisa semua poin di atas, kita akhirnya sampai kepada kesimpulan yang mengatakan bahwa tidak ada solusi sama sekali dari permasalahan ini, karena…..

6. Kita sendiri boros BBM (What The...??!@$##%$%*)

Kita. Ya, kita. Saya, mereka, dan Anda sekalian. Boros banget ya kita sebenernya kalo dipikir-pikir.
Yah, nggak dari situ lah bro liatnya. Mereka pake energi banyak buat menghasilkan produk yg lebih banyak lagi. Untuk melihat itu ada yang namanya intensitas energi dan elastisitas energi.

Intensitas energi adalah perbandingan antara jumlah konsumsi dengan Produk Domestik Bruto. Gampangnya, kita makan berapa, berapa yang keluar jadi energi, berapa yang jadi tai. Nah, untuk Indonesia, nilainya sekitar 400, atau 4x lebih besar dari Jepang! Yang berarti kita 4x lebih boros dari Jepang. Ibaratnya kita makannya sama kek Jepang, tapi kalo kita sebagian besar keluar jadi eek, Jepang jadi energi.
Yang elastisitas energi, itu adalah perbandingan antara kenaikan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Yang ini juga sejutasetanalastopanbadai nilainya jelek banget bwt Indonesia.

Untuk Indonesia angkanya sekitar 1.04, sedangkan negara maju hanya 0.55, yang berarti mereka nambah makan cuma setengah kalinya Indonesia untuk menghasilkan pertumbuhan yang sama. Ini mereka yang irit atau kita yg rakus ya??
“Kok bisa gitu, sih?”
Yah bisa aja, itu berarti kita pake energinya buat hal2 yang ga berguna. Di saat negara maju pake sebagian besar energinya untuk membangun Industri, kita pakenya buat having fun aja, hal2 konsumtif yg ga produktif sama sekali.

Yuhuuuuuu!!!!
Sedikit-sedikit naik mobil, sedikit-sedikit naik motor hanya untuk pergi ke tempat2 yg sebenernya bisa kita jangkau dengan jalan kaki saja (dan tidak melelahkan) atau dengan angkutan umum. Merasa pernah melakukannya? Atau mungkin pernah melihat keluarga yg seluruh anggota keluarganya memiliki kendaraan bermotor masing-masing? Entah itu motor atau mobil? Bahkan untuk anggota2 keluarga yg masih di bawah umur?

Okay, kalau yg di atas itu tidak, sadarkah kita bahwa kita seringkali tidak hemat listrik? Membiarkan lampu menyala saat tidak diperlukan, memanaskan makanan dengan microwave, terlalu sering menonton TV dan ditonton TV, menggunakan komputer untuk melakukan hal2 yg kurang esensial (ya, contohnya seperti yg Anda lakukan saat ini).

Kalo Anda bertanya apa hubungannya listrik dan bbm, ya jelas karena biaya pembangkitan listrik di Indonesia sebagian besar masih utk membeli BBM untuk pembangkit listrik tenaga diesel. Dan yg namanya diesel oil itu BBM. Saat Anda boros listrik, pada detik yg sama Anda sudah memboroskan BBM negeri ini juga.

Dan sadarilah bahwa produksi BBM oleh perusahaan minyak kebanggaan Negara Kesatuan Republik ini tidak cukup untuk memenuhi konsumsi rakyat negeri ini. Makin boros kita, makin banyak kita beli BBM dari luar. Dan ketika permintaan makin banyak, menurut Adam Smith, harga yg ditawarkan akan makin tinggi.
Dan kita yang ga mau ngurangin borosnya pemakaian energi kita, jelas aja bakal terus ngemis2 pemerintah biar tetap mensubsidi BBM. Which brings us back to our first point.

Pelik ya? Muter2. Lingkaran setan. Yang membawa kita kepada realitas, bahwa masalah ini kayaknya ga bisa selesai, which shows that are really doomed, my friends. Begitu muter2nya sampe kayaknya bikin Indonesia menang 20-0 lawan Real Madrid jg mungkin lebih gampang.

Oh Sh*t. Kayaknya emang gitu, deh.

So, cos there’s nothing you can/want to do, then just sit back, relax, check your facebook status every minute and buy 1 car for each family member, ride them with pride while watching the world burn, my friends. Yah, paling nggak, dengan boros dan santainya kita, kita masih dapet kebanggaan jadi negara paling bahagia di dunia. Seriously. It’s a survey by foreign journalists you so trust.
GREAT.

~ theposkamling.com ~

SO BAGAIMANA? IKUTAN PUSING?? hehe relax sob.. itulah mengapa alasan2 yang saya temukan ini saya coba share ke kalian semua.. sakit? jelas... ini negara kita, kita yang mendiami.. tapi kenyataannya kita sendiri yang merusak... saya ga nuduh kalian, saya toh juga merasa ikut andil menghancurkan negara ini..

nah sekarang, yang terpenting kita bekerja sesuai di bidang kita masing2... perbaiki negeri ini dengan hal-hal yang kta yakini baik untuk masa depan, bukan untuk kita menjadi makmur saja, tapi coba ingat nanti, anak cucu, cicit kita yang akan mewarisi sang Bumi Pertiwi... menurut saya, mungkin ini harga yang sangat sangat mahal.. sebuah pengorbanan besar.. tapi yakinlah, ini sebuah episode terbaik dariNya... dan ingat, bukannya saya egois, ga mikirin rakyat.. well liat sendiri kan paparan2 diatas udah segamblang itu dibahasnya.. mau gimana lagi sekarang? terus mau ikutan memaki2 ga jelas.. solusi menurut lo?

well, karena kapasitas saya masih menjadi seorang Mahasiswa, bukannya Pemerintah.. maka yang bisa saya lakukan adalah melihat ke dalam diri saya, apakah hal2 diatas masih saya sering lakukan? jika banyak iya, kesannya kok saya kaya jilat ludah sendiri.. sok sok nentang pemerintah, tapi keyataannya saya adalah PEMBOROS nomor 1.. huuuuuuuuuuuu

kedua, saya akan tetap bersama rakyat, mau PRO juga sekalipun. karena emang dampaknya ke rakyat kecil juga.. tapi ya sebenernya saya sangat berharap bahwa beberapa paparan solusi diatas bisa dijalani.. karena itu yang paling mendekati rasional berbagai kalangan.. tapi ya sekali lagi..

saya ini cuman mahasiswa, udah mau lulus pula (amiin).. jadi untuk saat ini, saya hanya bisa men-share kan hal2 diatas.. dan semoga kelak, kita bisa berbuat banyak bagi bangsa ini.. :) :) :)

semangat ya... HIDUP MAHASISWA!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar